BEIJING – Pemerintah China dilaporkan tengah merancang sebuah rencana untuk mengganti Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, setelah hampir lima bulan kerusuhan anti-Beijing di kota itu tidak juga mereda. Lam juga tengah mendapatkan kritik keras dari aktivis pro-demokrasi dan demonstran di Hong Kong.
Sejauh ini Pemerintah China telah memberikan dukungan kepada Lam dan polisi Hong Kong dalam penanganan kerusuhan yang terjadi. Beijing menyebut para demonstran "perusuh" dan mengutuk kekerasan.
BACA JUGA: Pertama Kali dalam Lima Dekade, Hong Kong Aktifkan UU Darurat untuk Atasi Kekerasan
Tetapi menurut laporan Financial Times, yang mengutip tokoh-tokoh yang tidak disebutkan namanya yang telah diberi pengarahan mengenai masalah tersebut, Beijing sedang menyusun rencana untuk menggantikan Lam dengan seorang kepala eksekutif sementara.
Namun, sumber-sumber itu mengatakan bahwa rencana tersebut akan tergantung pada situasi di kota yang harus stabil terlebih dahulu sehingga Beijing tidak terlihat menyerah pada kekerasan. Demikian dilaporkan AFP.
Kantor Lam tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut.
Hong Kong sekarang telah dihantam oleh 20 pekan demonstrasi dan sejauh ini tidak ada solusi politik yang diusulkan. Bentrokan juga menjadi semakin intensif setiap bulan.
Awal bulan ini, Lam - yang telah menolak untuk memberikan konsesi besar kepada pengunjuk rasa - mengajukan undang-undang darurat era kolonial untuk melarang penggunaan masker wajah, yang memicu gelombang protes dan vandalisme baru yang membuat sebagian besar jaringan transportasi kota dihentikan.
Jika Presiden Xi Jinping memutuskan untuk melanjutkan rencananya untuk menyingkirkan Lam, laporan itu mengatakan penggantinya akan diangkat pada Maret.
Kandidat terdepan yang dipertimbangkan untuk menggantikan Lam dilaporkan termasuk Norman Chan, mantan kepala Otoritas Moneter Hong Kong, dan Henry Tang, yang juga menjabat sebagai sekretaris keuangan dan kepala sekretaris administrasi wilayah.
Rekaman audio yang bocor muncul pada September menunjukkan bahwa Lam mengatakan dia akan mundur jika dia punya pilihan, meskipun kemudian dia mengatakan tidak pernah berpikir untuk mundur.
BACA JUGA: Carrie Lam: Saya Tak Pernah Ajukan Pengunduran Diri ke Beijing
Lam telah menghadapi serangkaian kesulitan politik sejak parlemen Hong Kong kembali membuka sesi barunya pekan lalu.
Dia tidak dapat memberikan pidato kebijakan gaya State of the Union-nya setelah anggota parlemen pro-demokrasi berulang kali memotongnya, memaksanya untuk memberikan pidato melalui video yang direkam sebelumnya.
(Rahman Asmardika)