"Kami akan tetap berhubungan dekat dengan Amerika Serikat, Korea Selatan dan komunitas internasional untuk memantau situasi," kata Abe kepada wartawan sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (28/11/2019).
Peluncuran ini adalah yang pertama sejak 31 Oktober, ketika Korea Utara menguji apa yang disebutnya peluncur multi roket super besar, yang juga telah digunakan dalam tes yang dilakukan pada Agustus dan September yang diawasi oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Militer Korea Selatan menyatakan "penyesalan yang kuat" atas uji coba rudal tersebut dan mendesak Korea Utara untuk berhenti memicu ketegangan militer.
"Tindakan seperti itu oleh Korea Utara tidak membantu upaya meredakan ketegangan di semenanjung Korea," kata Direktur Operasi JCS Jeon Dong-jin dalam jumpa pers.
Uji coba itu juga dilakukan sepekan setelah Korea Selatan mundur dari keputusan untuk membatalkan pakta berbagi intelijen dengan Jepang, elemen kunci dari kerja sama keamanan antara sekutu utama AS di wilayah tersebut.