Dua tahun berjalan, Chaya bersyukur sudah semakin banyak siswa SMP dan SMA yang ingin ikut berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik di sekolahnya. Dari awalnya yang ikut hanya 15-20 sekolah, kini sudah mencapai hampir 30 sekolah. Setiap hari juga ia menerima email dari siswa sekolah yang ingin ikut bergabung.
Komunitas yang dipimpinnya itu juga berusaha memberikan edukasi ke sekolah lewat buku cerita dan kampanye soal bahaya plastik. Mereka juga berusaha meningkatkan kesadaran mengurangi sampah plastik melalui pemutaran film atau mendirikan booth.
"Dibanding dua tahun lalu, kesadaran untuk mengurangi plastik berkembang pesat. Saya percaya anak-anak muda punya kekuatan untuk melakukan perubahan kalau tekun dan yakin, serta bekerja sama. Contohnya di Bali, melalui gerakan Bye-Bye Plastics yang diinisiasi Melati dan Isabel timbul peraturan bebas dari plastik sejak awal tahun ini," kata Chaya kepada Okezone beberapa waktu lalu.
Ke depan ia berharap suara anak muda yang peduli terhadap masalah lingkungan bisa ikut didengar oleh kalangan pemerintah dan DPR seperti dalam pembuatan undang-undang. Sebab suara anak muda juga penting.
(Fahmi Firdaus )