"Stop intoleransi, stop xenophobia, stop radikalisme, dan stop terorisme. Terus kikis politik identitas di negara kita dan di berbagai belahan dunia. Baik itu atas dasar agama, etnisitas, identitas askriptif lainnya," ujarnya.
Pada pidato tersebut, Presiden Jokowi juga mengungapkan bahwa Indonesia tidak pernah melupakan jasa Australia yang selalu sedia membantu di saat musibah datang.
"Rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa, saat kami tertimpa tsunami tahun 2004 di Aceh dan Nias. Sembilan tentara Australia telah gugur membantu sahabatnya yang tengah berduka di Aceh dan Nias. Mereka adalah patriot, mereka adalah sahabat Indonesia, mereka adalah Pahlawan Kemanusiaan," kata Presiden.
Presiden Jokowi tiba di Australia pada Minggu, 9 Februari 2020, hanya beberapa hari setelah DPR meratifikasi perjanjian perdagangan bebas dengan Negeri Kanguru. Sebelumnya, Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Scott Morrison, membahas beberapa isu kerja sama antara kedua negara, termasuk masalah penyederhanaan visa bagi warga Indonesia yang berkunjung ke Australia.
(Rahman Asmardika)