SLEMAN - Kepala Dusun Dukuh Donokerto Turi Sleman, Tartono mengatakan, warganya sudah mengingatkan kepada pembina Pramuka SMPN 1 Turi, jika cuaca di utara gelap dan berpotensi banjir di sungai. Namun peringatan itu tak dihiraukan oleh pembina pramuka dan tetap melanjutkan susur sungai Sempor.
“Memang saat kejadian, disini tidak hujan tapi di atas cukup gelap. Anak-anak sempat diminta naik soalnya air sudah keruh, tapi susur sungai tetap dilanjutkan,” kata Tartono, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: Ternyata Kegiatan Siswa SMPN 1 Turi Susur Sungai Tidak Ada Koordinasi
Menurutnya, anak-anak mulai susur sungai sekitar pukul 14.00 WIB. Selang 30 menit, terjadi aliran yang cukup besar dari atas. Warga yang mengetahui ada korban yang hanyut langsung diumumkan di masjid.
“Begitu diumumkan di masjid, warga langsung ikut mencari di sungai. Sebagian anak sudah ada yang diselamatkan,” pungkasnya.
Baca juga: Polres Sleman Dirikan 2 Posko Identifikasi Korban Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi
Diketahui sebelumnya, kegiatan susur sungai yang dilakukan SMP Negeri 1 Turi itu jadi bencana setelah sejumlah siswa terbawa arus sungai.
Berdasarkan data BNPB hingga saat ini ada 9 orang siswa yang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Total siswa SMPN 1 Turi yang mengikuti kegiatan tersebut adalah 248. Dengan rincian kelas VII sebanyak 124 siswa dan kelas VIII 125 siswa.
(Awaludin)