Ia menambahkan pada bencana tahun ini, setelah tak mampu membuka pintu geser kaca yang posisinya berhadapan langsung dengan laut lepas, Sudarma akhirnya memilih berlari untuk menyelamatkan diri dan pasrah ketika melihat tempat usahanya rusak parah dihantam banjir rob. Akibat musibah tersebut, Sudarma mengaku mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.
“Pada 12 tahun lalu lebih besar lagi daripada ini. Kalau memperbaiki kerusakan ini kira-kira puluhan juta,” ucapnya.
Lebih lanjut, sebelum terjadi cuaca ekstrem, para pemilik kafe di wilayah Jimbaran mengaku telah mendapat informasi dari BMKG terkait kemungkinan adanya fenomena banjir pesisir atau banjir rob disertai gelombang tinggi dan air laut pasang.
Nelayan di Pantai Jimbaran juga memilih untuk tak melaut menyusul adanya potensi gelombang laut yang mencapai lebih dari 2 meter di Selat Bali Bagian Selatan, Perairan Selatan Bali, Selat Badung, Dan Selat Lombok.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Waspada Banjir Rob di Pesisir Lampung, Jawa, hingga Bali
(Abu Sahma Pane)