JAKARTA - Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Dino Patti Djalal memaparkan, kerusuhan yang meluas di Amerika Serikat (AS) ini terjadi akibat lambannya penanganan terhadap kasus kematian George Floyd.
Dia mengakui, hubungan antara polisi dan masyarakat kulit hitam keturunan Afrika-Amerika memang penuh dengan ketegangan.
"Sayangnya yang terjadi di Minnesota, kesalahan yang paling utama adalah polisi lamban bergerak," jelas Dino dalam Special Report di iNews TV, Senin (1/6/2020).
Dia menjelaskan, otoritas telat mengambil sikap tegas terhadap Derek Chauvin, petugas polisi yang menindih leher George Floyd yang kini telah dipecat dari kepolisian .
Menurutnya, otoritas terkait baru melakukan pemecatan dan penahanan terhadap oknum petugas kepolisian tersebut setelah terjadi ribut-ribut.
"Kalau dari awal sudah dilakukan, responnya tidak akan sebesar ini," jelas dia.
Aksi demonstrasi di Amerika Serikat (AS) terjadi paling tidak di 30 negara bagian. Protes besar-besaran yang berujung pada kerusuhan ini dipicu meninggalnya George Floyd, seorang warga Amerika Serikat (AS) berkulit hitam yang tewas setelah ditindih polisi pada Senin 25 Mei 2020.
Para pendemo menuntut empat orang polisi yang terlibat dalam kejadian tersebut mendapatkan hukuman yang setimpal.
Satu mantan polisi yang tertangkap kamera menindih leher George Floyd dituntut dengan pembunuhan tingkat 3 dan 2. Tetapi, para pendemo tampaknya tidak puas dengan hal tersebut.
(wdi)