Kandidat yang mendapatkan delegasi terbanyak, dari hasil pemungutan suara di negara-negara bagian ini dicalonkan sebagai presiden pada pemungutan suara pertama di konvensi partai nasional.
Electoral College
Sebagai negara federal, Amerika Serikat memiliki sisi unik dalam sistem pemilihan presiden mereka, yang dilakukan per negara bagian, tidak berdasarkan pemungutan suara populer, yang didasarkan pada suara terbanyak. Karena sistem inilah ada yang disebut sebagai Electoral College dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Electoral College adalah lembaga pemilu akhir yang diisi oleh orang-orang pilihan dari masing-masing negara bagian. Mereka akan memberikan keseluruhan suara di Negara Bagian itu kepada calon presiden yang mendapatkan suara terbanyak di sana.
“Kami memiliki apa yang disebut sistem “pemenang per Negara Bagian mendapatkan keseluruhan” (State by State winner takes all) di mana setiap Negara Bagian menetapkan sejumlah pemilih ke dalam Electoral College kami dan kandidat yang memenangkan suara populer di setiap Negara Bagian membawa 100% suara para pemilih ke Electoral College,” kata Rozell.
“Dan itulah mengapa secara matematis, adalah mungkin bagi seseorang untuk memenangkan suara populer tetapi kehilangan kursi kepresidenan.”
Rozell mencontohkan pemilihan presiden 2016 di mana Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat meski mendapatkan suara 3 juta lebih sedikit dari saingannya, Hillary Clinton. Namun, Hillary kalah dalam Electoral College dari Trump.
“Hillary Clinton memenangkan mayoritas rakyat yang sangat besar di beberapa negara bagian berpenduduk besar seperti California, Anda hanya perlu memenangkan satu Negara Bagian dengan selisih satu suara untuk memenangkan seratus persen pemilihnya, margin tidak menjadi masalah,” jelasnya.
“Donald Trump memenangkan lebih banyak negara bagian dengan margin yang lebih kecil, oleh karena itu dia mendapatkan mayoritas Electoral College.”
Terdapat 538 pemilih di Electoral College dan salah satu calon perlu mendapatkan 270 untuk mendapatkan mayoritas dan menjadi Presiden Amerika Serikat.