Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Meski Dicap 'Bebek Cacat', Trump Masih Miliki 75 Hari Kekuasaan Tanpa Batas

Agregasi Sindonews.com , Jurnalis-Senin, 09 November 2020 |09:51 WIB
Meski Dicap 'Bebek Cacat', Trump Masih Miliki 75 Hari Kekuasaan Tanpa Batas
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya tinggal menghitung hari untuk keluar dari Gedung Putih setelah kekalahannya dari Joe Biden dalam Pemilihan Presiden AS (PIlpres AS). Banyak yang menyebut Presiden AS petahana dalam posisi Trump sebagai lame duck atau bebek cacat.

Namun, media AS justru mengkhawatirkan label "bebek cacat" bagi Trump dalam analisa mereka. Pasalnya, meski kalah dalam Pilpres, menurut konstitusi AS, presiden baru tidak dapat dilantik hingga 20 Januari, yang berarti Trump masih memiliki sekira 75 hari dengan kekuasaan tanpa batas.

BACA JUGA: Jika Hasil Pemilu Digugat, Amerika Harus Punya Presiden Sebelum 20 Januari

Jangka waktu itu dapat dia gunakan untuk berbagai hal, termasuk membalas dendam, membuat kebijakan yang berpotensi menyebabkan kekacauan, atau memberi penghargaan kepada para pendukungnya di hari-hari terakhirnya menjabat. Alih-alih menjadi "bebek lumpuh", presiden yang kalah pilpres ini masih leluasa untuk melakukan tindakan yang berbahaya bagi musuh-musuh AS.

Menurut analisa Axios, setelah kalah pilpres, tidak ada kendala pada kekuasaan presiden biasa antara pemilu dan pelantikan. Dia akan memiliki kekuatan yang hampir tak terbatas untuk memberi penghargaan kepada teman-temannya, menyelesaikan masalah dengan sekutunya selama hari-hari terakhirnya di kantor.

The Washington Post menulis; "Amerika Serikat kini ini dalam bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang eksekutif yang marah dan tidak tertekan yang akan menjabat hingga 20 Januari, hari pelantikan Joe Biden."

"Trump dapat melakukan kerusakan yang tak terhitung dengan tindakan di hari terakhir, mulai dari memecat pejabat senior yang cakap di komunitas intelijen dan keamanan nasional hingga memberikan pengampunan kepada rekan-rekan kriminalnya," lanjut The Washington Post, yang dikutip Senin (9/11/2020).

Selain memberikan grasi, yang Trump tunjukkan pada Februari lalu, dia dapat mempercepat legislasi, dan mengubah pekerjaan politiknya menjadi posisi permanen di pemerintahan baru.

Mantan Presiden Barack Obama mengisi banyak jabatan federal dengan orang-orang yang akan terus bertugas setelah dia meninggalkan jabatannya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement