BEIRUT - Perdana Menteri Lebanon yang akan mundur dari jabatannya, Hassan Diab, pada Selasa (29/12/2020), mengatakan penyelidikan FBI terhadap ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, 4 Agustus, menemukan bahwa kejadian itu disebabkan oleh 500 ton amonium nitrat.
Diab, yang mengundurkan diri setelah ledakan yang menewaskan lebih dari 200 orang itu, sebelumnya mengatakan lebih dari 2.700 ton pupuk amonium nitrat disimpan secara sembarangan di gudang pelabuhan selama bertahun-tahun.
BACA JUGA: Ledakan Beirut Adalah Salah Satu Ledakan Non-Nuklir Terbesar dalam Sejarah
Namun, dalam penjelasan singkat kepada wartawan dia mengatakan laporan FBI, yang membantu Lebanon dalam penyelidikan tersebut, hanya seperempat dari jumlah itu yang meledak.
"Laporan FBI mengungkapkan jumlah yang meledak hanya 500 ton," ujarnya sebagaimana dilansir VOA. "Ke mana 2.200 ton (lainnya)?".