JAKARTA - Juan Guaido adalah “teman bicara kehormatan” tetapi tidak lagi dianggap sebagai presiden sementara Venezuela, sebut negara-negara Uni Eropa dalam suatu pernyataan pada Senin (25/1/2021). Mereka berpegang pada keputusan untuk menurunkan status Guaido.
Ke-27 negara Uni Eropa itu telah menyatakan pada 6 Januari lalu bahwa mereka tidak dapat lagi mengakui secara hukum Guaido setelah ia kehilangan posisinya sebagai ketua parlemen, menyusul pemilu legislatif di Venezuela pada Desember lalu, meskipun Uni Eropa tidak mengakui pemilu tersebut.
BACA JUGA: Oposisi Venezuela Rencanakan Pelengseran Maduro dengan Perusahaan Keamanan AS
Menyusul pemilihan kembali Presiden Nicolas Maduro yang disengketakan pada 2018, Guaido, sebagai ketua parlemen, menjadi presiden sementara. Amerika Serikat (AS) dan Inggris masih menganggap Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela.
Status presiden sementara itu memberi Guaido akses ke dana yang disita dari Maduro oleh pemerintah negara-negara Barat, serta membuatnya memiliki akses ke para pejabat tinggi dan mendukung gerakan prodemokrasi di dalam dan di luar Venezuela.
Ke-27 negara anggota Uni Eropa mengemukakan dalam suatu pernyataan bersama bahwa Guaido adalah bagian dari oposisi demokratis, terlepas dari resolusi Parlemen Eropa pekan lalu bagi pemerintah negara-negara Eropa agar mempertahankan posisi Guaido sebagai kepala negara.
BACA JUGA: Dukung Pemimpin Oposisi, Dubes Jerman Diminta Pergi dari Venezuela