BARCELONA – Ribuan orang berkumpul di beberapa kota terbesar di Catalunya dan Spanyol untuk memprotes penahanan Pablo Rivadulla Duro, alias Pablo Hasel, rapper Spanyol yang terkenal menghina monarki Spanyol. Hasel ditangkap dan dihukum karena "pemujaan terorisme" dan "fitnah terhadap raja" dalam lagu dan postingannya di media sosial.
Setidaknya 14 orang ditahan selama kerusuhan yang terjadi pada Selasa (16/2/2021) malam, demikian menurut keterangan polisi Catalan.
BACA JUGA: Pemimpin Catalunya Ditangkap, Pedemo Serbu Kantor Pemerintah di Barcelona
Dilaporkan Catalan News, protes diadakan di Placa Lesseps, Barcelona, sementara demonstrasi lainnya terjadi di Kota Lleida, Girona, dan Tarragona, serta di kota-kota besar Spanyol lainnya seperti Madrid, Valencia, dan Zaragoza.
Dua orang ditahan di Barcelona, empat di Vic, delapan di Lleida, kata badan penegak hukum Catalan Mossos d'Esquadra melalui Twitter.
Menurut petugas medis setempat, setidaknya 30 orang terluka di Barcelona, Lleida, Reus, Girona, dan Vic; delapan dari mereka dirawat di rumah sakit. Laporan media sebelumnya mengatakan 17 orang terluka, demikian dilansir Sputnik.
Video lain yang dibagikan secara online menunjukkan pengunjuk rasa membakar tong sampah, melemparkan proyektil ke petugas polisi dan merusak kendaraan yang lewat.
Para perusuh membalik dan membakar peti kemas, moped, serta pelemparan berbagai benda ke polisi di sejumlah kota di kawasan itu. Aparat penegak hukum menggunakan tongkat dan peluru karet. Bentrokan dengan polisi juga dilaporkan terjadi di Valencia.
Para perusuh juga terlihat di kota Vic menyerbu sebuah kantor polisi.
Penangkapan Hasel, (32) pada Selasa pagi memicu protes dari pengunjuk rasa yang mengatakan tindakan itu merupakan pelanggaran hak mereka atas kebebasan berbicara.
Pada 2015, Hasel dijatuhi hukuman percobaan dua tahun karena memuji terorisme, tetapi pada 2018 dia dijatuhi hukuman lagi.
Pengadilan memutuskan bahwa 64 postingannya di Twitter dan satu lagu di YouTube berisi pernyataan yang mengagungkan terorisme dan memfitnah monarki dan lembaga negara.
Tuduhan terkait terorisme diajukan terkait dengan referensi lirik rapper organisasi GRAPO, yang masuk dalam daftar organisasi teroris di Spanyol, serta di Uni Eropa dan AS. Puluhan orang tewas oleh kelompok yang dibentuk pada 1975 itu.
Dia akhirnya dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara dan seharusnya secara sukarela tiba di tahanan pada Jumat (12/2/2021) lalu, tetapi menolak untuk melakukannya dan membarikade dirinya di Universitas Lleida bersama dengan hampir 50 pendukungnya pada Senin (15/2/2021).
Ratusan tokoh budaya terkenal, termasuk sutradara Pedro Almodovar dan aktor Javier Bardem, telah menandatangani surat untuk mendukungnya.
Pemerintah Spanyol pekan lalu mengumumkan rencana untuk merevisi hukuman untuk kejahatan yang terkait dengan kebebasan berbicara sehingga hanya berlaku bagi mereka yang menunjukkan perilaku kekerasan atau yang tindakannya "secara jelas" mengancam ketertiban umum.
(Rahman Asmardika)