Bagi perempuan lain yang tinggal di zona konflik dan karenanya tidak dapat meninggalkan lingkungannya dengan aman, tidak ada pilihan lain.
Aktivis kesetaraan gender Kolombia, Alejandra Coll, menjelaskan bahwa partera sering bertindak sebagai perantara untuk membantu perempuan melahirkan di lingkungan yang dikendalikan oleh geng bersenjata.
"Ketika seorang perempuan hamil membutuhkan pemeriksaan atau siap melahirkan, parteramelakukan intervensi terhadap para pasukan bersenjata," katanya.
"Mereka bahkan sering memiliki otoritas karena mereka membantu ibu mereka [para pasukan bersenjata] melahirkan mereka,” ungkapnya.
Hurtado, yang memiliki 13 saudara kandung, memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam menangani anggota geng.
"Saya datang dan menyapa mereka. Saya menanyakan kabar mereka dan memberi tahu mereka bahwa saya ada di sana untuk bekerja,” lanjutnya.
Dia menekankan bahwa dia bersikap sopan dan ramah dan orang-orang bersenjata itu menanggapi dengan baik.
Meskipun kelompok bersenjata lokal tampaknya menghormati bidan, Asoparupa mengatakan bahwa beberapa perempuan mengalami ancaman dari geng bersenjata saat bekerja di lingkungan yang berbahaya.
Mereka juga terjebak dalam baku tembak saat geng-geng tersebut bertempur memperebutkan wilayah.
"Saya pernah tidak bisa pulang karena ada baku tembak," kata Hurtado saat menceritakan perjalanannya yang sangat sulit untuk memeriksa seorang perempuan hamil di daerah di mana geng bersenjata aktif.
Duduk di bawah cahaya yang berkedip-kedip di rumahnya saat tetangganya menyalakan musik reggaeton dari speaker raksasa, Hurtado mengatur alat persalinannya di atas meja.