“Kami belum tidur sepanjang malam. Rumah-rumah terbakar sepanjang malam dan kami terus mendengar ledakan kecil,” terang seorang warga mengatakan kepada kantor berita AFP.
Warga lainnya menggambarkan bagaimana pamannya menemukan mayat lima anggota keluarganya yang terbakar.
Satu-satunya partai oposisi, CPDS, menggambarkan ledakan itu sebagai "bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah Guinea Ekuatorial". Mereka meminta Spanyol, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim bantuan, termasuk tim penyelamat, staf medis, dan obat-obatan.
Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez mentweet pada Senin (8/3) jika Spanyol akan "melanjutkan dengan pengiriman segera pengiriman bantuan kemanusiaan".
(Susi Susanti)