(Baca juga: Australia Dilanda Wabah Tikus Parah, Gigit Pasien Rumah Sakit dan Cemari Toko)
“Kami bersyukur karena tidak ada nyawa yang hilang sejauh ini. Tetapi fondasi bangunan, jalan dan pepohonan yang berisiko, seperti halnya tiang-tiang listrik yang ambruk dan naiknya permukaan air,” lanjutnya.
Kelompok kampanye Greenpeace mengaitkan badai hebat di Australia timur ini dengan perubahan iklim, pembakaran batu bara, minyak dan gas.
Seperti diketahui, Australia menutup perbatasan internasionalnya setahun lalu untuk pelancong asing karena pandemi. Murphy mengatakan, kehidupan di Australia akan kembali normal, tetapi akan memakan waktu dan diperlukan kesabaran.
Australia mencatat 29.196 kasus virus corona sejak pandemi itu merebak, 909 orang meninggal, menurut Departemen Kesehatan Australia.
(Susi Susanti)