(Baca juga: Madrasah Transgender Pertama Resmi Dibuka)
Minggu lalu, belasan negara menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah beberapa puluh orang di antara jutaan yang menerima vaksin itu mengalami penggumpalan darah. Badan Pengawas Obat Uni Eropa menyimpulkan, setelah melakukan evaluasi, mereka tidak dapat mengesampingkan hubungan sebab-akibat itu tetapi manfaat menggunakan vaksin tersebut lebih besar daripada kemungkinan risikonya.
Taiwan telah menandatangani kontrak untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca, 5,05 juta dosis vaksin Moderna, dan 4,76 juta dosis vaksin melalui COVAX.
Saat ini, Taiwan telah mencatat 1.006 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, sebagian besar dari pengunjung yang datang dari luar negeri. Taiwan telah menjadi salah satu tempat paling sukses di dunia dalam usaha menanggulangi pandemi, karena langkah-langkah pengawasan kesehatan masyarakat dan kontrol perbatasannya yang ketat.
Pulau ini berencana menggunakan pasokan awal sepenuhnya untuk menyuntik 117.000 orang. Pihak berwenang mengatakan, dosis pertama memiliki tingkat keefektifan 71 persen sedangkan dosis kedua yang diberikan delapan minggu kemudian, akan meningkatkan keefektifan itu menjadi 81 persen.