Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kritik Keras China, Hong Kong Hukum Taipan Media Jimmy Lai 12 Bulan Penjara

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 17 April 2021 |08:15 WIB
Kritik Keras China, Hong Kong Hukum Taipan Media Jimmy Lai 12 Bulan Penjara
Taipan media di Hong Kong di penjara karena berdemo menentang China.(Foto:BBC)
A
A
A

Seorang karyawan Apple Daily memberi tahu saya bahwa rekan-rekannya tetap tenang, dan telah memperkirakan ini akan terjadi ketika Undang-Undang Keamanan Nasional disahkan.

Lai adalah pengkritik yang sangat vokal, baik pada pemerintah Hong Kong maupun kehadiran Beijing yang semakin tegas di wilayah tersebut.

Karena kritiknya itu, media berita resmi China kerap mencapnya sebagai pemimpin "Geng Empat" yang menyulut kerusuhan di kota. Beijing juga marah ketika ia bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tahun lalu.

Akan tetapi meskipun Next Media sering dikritik karena sensasionalismenya, ia tetap menjadi salah satu dari sedikit outlet media dengan pemilik yang tidak punya kepentingan bisnis di China daratan.

Surat kabar yang sebentar lagi akan merayakan hari jadinya yang ke-25 ini sudah berada di bawah tekanan keuangan. Mereka mengatakan akan menerbitkan edisi hari ini tepat waktu, tapi jika pemiliknya yang flamboyan itu dibungkam, tidak jelas apakah mereka akan bertahan.

Siapa Jimmy Lai?

Sang pengusaha itu diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari US$1 miliar. Berawal dari kesuksesan di industri pakaian, ia mencoba peruntungan di media dan mendirikan surat kabar Apple Daily, yang kerap mengkritik kepemimpinan Hong Kong dan China daratan.

Pada 2019, harian itu menjadi surat kabar berbayar paling banyak dibaca di Hong Kong, baik versi cetak maupun online, menurut Chinese University of Hong Kong.

Hong Kong 'berusaha tangkap' aktivis prodemokrasi yang melarikan diri ke luar negeri. Empat anak muda Hong Kong ditahan atas tuduhan 'menghasut pemisahan diri'. China mematikan gim ponsel yang berisi sandi rahasia pro-demokrasi Hong Kong

Lai juga merupakan seorang aktivis yang menentang cengkeraman Beijing yang semakin ketat di Hong Kong. Pada 2019, ia mendukung dan mengikuti unjuk rasa yang menuntut reformasi. Pada 30 Juni, ketika undang-undang keamanan disahkan, Lai berkata kepada BBC bahwa ini "lonceng kematian untuk Hong Kong".

Ia memperingatkan bahwa Hong Kong akan menjadi korup seperti China daratan karena "tanpa aturan hukum, orang yang berbisnis di sini tidak akan mendapat perlindungan".

Dalam wawancara terpisah dengan kantor berita AFP, Lai berkata: "Saya siap dipenjara. Jika itu terjadi, saya akan dapat kesempatan untuk membaca buku-buku yang belum saya baca. Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah bersikap positif. "

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement