YERUSALEM - Ketegangan di Yerusalem timur memuncak pada Minggu (9/5), setelah ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan akhir pekan dengan pasukan keamanan Israel, memicu kekhawatiran global jika kerusuhan dapat menyebar lebih jauh.
Utusan Kuartet Timur Tengah: Uni Eropa, Rusia, Amerika serikat (AS), dan Perserikatan Bangssa-Bangsa (PBB) menyatakan "sangat prihatin" dan menyerukan kedua negara menahan diri. AS mendesak kedua pihak "menghindari langkah-langkah yang memperburuk ketegangan, termasuk penggusuran di Yerusalem timur, aktivitas permukiman, pembongkaran rumah dan aksi-aksi terorisme," kata Departemen Luar Negeri.
 Rusia mengatakan perampasan tanah dan properti di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem timur, adalah "pelanggaran hukum internasional". Yordania, penjaga Masjid Al Aqsa di Yerusalem timur, mengutuk "serangan barbar" Israel.
Paus Fransiskus, pada Minggu (9/5), juga meminta kedua pihak tenang. "Kekerasan hanya memicu kekerasan. Mari kita hentikan bentrokan ini," ujarnya.
Komisi Tinggi bagi Kembalinya Palestina bertemu di kota Gaza untuk membahas bentrokan tersebut.
(Baca juga: Indonesia Kecam Aksi Kekerasan Israel ke Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa)
 Koordinator komisi Khalid al-Batesh mengatakan Komisi Nasional menyerukan komunitas internasional dan lembaga HAM agar mengambil tindakan serius untuk menghentikan terorisme Zionis, terutama jika menyangkut apa yang terjadi di kota Yerusalem.
Kekerasan di sekitar kompleks masjid Al-Aqsa itu, yang umumnya terjadi pada malam hari, adalah yang terburuk sejak 2017. Insiden ini didorong oleh upaya pemukim Yahudi selama bertahun-tahun untuk mengambil alih rumah-rumah orang Palestina di Yerusalem timur.
Sekitar 121 warga Palestina terluka dalam bentrokan Sabtu (8/5) malam. Banyak dari mereka terkena peluru karet dan granat kejut, kata Bulan Sabit Merah Palestina, menyampaikan jumlah korban terbaru. Polisi Israel mengatakan 17 petugas terluka.
Malam sebelumnya lebih 220 orang, umumnya warga Palestina, terluka setelah polisi Israel menyerbu Al-Aqsa. Menurut polisi warga Palestina melempar batu dan petasan ke arah petugas. Kekerasan itu memicu seruan internasional agar kedua pihak menahan diri.
(Baca juga: Polisi Israel Tambah Personel di Yerusalem Antisipasi Bentrok Susulan)
Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB menyerukan Israel agar menghentikan penggusuran paksa keluarga pengungsi Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, meskipun Israel mengklaim warga Palestina mengeksploitasi potensi penggusuran untuk memicu kerusuhan. Juru bicara komisaris tinggi PBB, Rupert Colville, mengatakan Yerusalem timur tetap menjadi bagian wilayah Palestina yang diduduki. Israel, penguasa pendudukan, tidak dapat menyita properti pribadi atau memaksakan hukum sendiri di wilayah pendudukan, termasuk Yerusalem timur.
Follow Berita Okezone di Google News