Amerika Serikat (AS) adalah salah satu dari segelintir negara yang mengakui klaim Israel atas seluruh wilayah kota tersebut.
Selama 50 tahun terakhir, Israel telah membangun permukiman di daerah-daerah itu yang kini ditempati oleh lebih dari 600.000 warga Yahudi.
Palestina menegaskan pembangunan itu melanggar hukum internasional dan menjadi batu sandungan dalam perundingan perdamaian, tetapi Israel menepisnya.
Apa saja masalah utamanya?
Israel dan Palestina gagal mencapai titik temu dalam sejumlah masalah.
Di antaranya adalah apa yang dilakukan terhadap pengungsi Palestina, apakah permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel dibiarkan atau dibongkar.
Masalah lain terkait dengan Yerusalem, apakah kedua pihak seharusnya berbagi kota itu. Dan yang mungkin paling pelik adalah apakah negara Palestina semestinya didirikan berdampingan dengan Israel.
Selama 25 tahun terakhir, perundingan perdamaian kadang kala digelar, namun hingga kini belum berhasil menyelesaikan konflik.
Bagaimana prospek masa depannya?
Singkat kata, konflik Palestina-Israel belum akan terselesaikan dalam waktu dekat.
Rencana paling baru, yang ditawarkan Amerika Serikat ketika Donald Trump menjabat presiden, ditolak oleh Palestina karena dianggap condong ke Israel dan pada akhirnya tidak pernah diterapkan.
Perjanjian damai apa pun di masa depan akan memerlukan kesepakatan kedua pihak untuk menuntaskan masalah-masalah yang rumit.
Sampai ada penyelesaian,maka konflik Palestina-Israel akan terus berlanjut.
(Rahman Asmardika)