Posisi teratas pemerintah di Irak terbagi menjadi faksi-faksi utama di negara itu. Kurdi memegang kursi kepresidenan, orang Syiah menjabat perdana menteri, dan orang Sunni menjabat ketua Parlemen. Bila pasukan AS ditarik, menurut Mustafa, pembagian kekuasaan dan pengakuan pemerintah Irak terhadap pasukan peshmerga Kurdi membuat konfrontasi pada masa depan antara kedua pemerintah tidak mungkin terjadi.
“Irak memiliki pasukan bersenjata dan keamanan di kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri. Di wilayah Kurdistan, kami memiliki pasukan peshmerga yang kuat yang, dianggap semua orang, mampu menghadapi kekuatan paling kejam di dunia, yaitu ISIS,” katanya.
(Erha Aprili Ramadhoni)