GAZA - Beberapa ledakan telah mengguncang Gaza setelah tentara keamanan Israel (IDF) meluncurkan serangkaian serangan udara pada Sabtu (21/8/2021). Serangan itu dilancarkan sebagai pembalasan terhadap bentrokan di perbatasan yang menyebabkan seorang tentara Israel terluka parah.
Menurut keterangan saksi mata dan laporan media Palestina, serangan pertama menghantam Gaza sesaat sebelum tengah malam. Beberapa video yang beredar online menunjukkan ledakan besar mengguncang Jalur Gaza pada Sabtu malam.
BACA JUGA: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, Balas Peluncuran Balon Api
“Menanggapi kerusuhan kekerasan yang dihasut Hamas di perbatasan Israel-Gaza hari ini, pasukan kami baru saja menyerang 4 lokasi pembuatan senjata dan penyimpanan Hamas,” kata IDF mengonfirmasi serangan tersebut dalam sebuah cuitan di Twitter. Militer Israel sebelumnya mengumumkan akan mengirim "bala bantuan" ke Divisi Gaza.
Watch | Israeli occupation warplanes launched several air strikes on the middle area of Gaza Strip. pic.twitter.com/F4xIMU4ZoM
— Quds News Network (@QudsNen) August 21, 2021
Beberapa laporan menunjukkan setidaknya satu serangan menghantam daerah dekat Kamp Pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, tetapi tidak ada laporan segera mengenai korban, demikian diwartakan RT.
BACA JUGA: Gaza Kembali Diserang, Hamas Nyatakan Siap Melanjutkan Perlawanan
Bentrokan besar meletus di daerah perbatasan yang dijaga ketat setelah ratusan warga Palestina berkumpul untuk memprotes blokade Israel yang sedang berlangsung pada Sabtu sore.
IDF menanggapi dengan "cara pembubaran kerusuhan" dan mengaku menggunakan tembakan peluru tajam "bila perlu", setelah beberapa pengunjuk rasa mencoba memanjat pagar. Beberapa pengunjuk rasa dilaporkan “diduga melemparkan bahan peledak” ke arah pasukan Israel.
Setidaknya 41 warga Palestina terluka dalam bentrokan, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang ditembak di kepala, menurut kementerian kesehatan Gaza. Di pihak Israel, satu penjaga perbatasan terkena tembakan lintas perbatasan dan dilarikan ke rumah sakit dengan luka kritis, kata militer.
Israel telah dengan ketat mengendalikan penyeberangan perbatasan dan aliran barang masuk dan keluar dari Gaza selama bertahun-tahun. Dengan semua perdagangan secara efektif dihentikan di tengah perang 11 hari pada bulan Mei, situasi ini sangat memukul ekonomi Gaza yang sudah lumpuh.
Sejak itu, Israel dan Hamas telah mengadakan negosiasi tidak langsung melalui perantara untuk menetapkan status quo baru. Peningkatan perbatasan terjadi hanya beberapa hari setelah Israel mengumumkan dimulainya kembali bantuan Qatar ke Gaza, karena Palestina terus menuntut pencabutan penuh blokade.
(Rahman Asmardika)