Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berikut Analisis Gempa Bali M4,8 hingga Menyebabkan Longsor

Tim Okezone , Jurnalis-Sabtu, 16 Oktober 2021 |17:15 WIB
 Berikut Analisis Gempa Bali M4,8 hingga Menyebabkan Longsor
Petugas saat evakuasi korban gempa di Bali (foto: dok BNPB)
A
A
A

Korban meninggal dunia lainnya adalah dua orang warga dari Kabupaten Bangli. Sebelumnya ada 4 jiwa dari 5 KK yang tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa telah berhasil diselamatkan oleh tim dan sudah dilarikan ke Puskesmas terdekat. Sedangkan 4 jiwa lainnya berhasil menyelamatkan diri masing-masing.

Berdasarkan asesmen sementara oleh tim BPBD Provinsi Bali, kerugian materil yang ditimbulkan akibat gempabumi meliputi 9 unit rumah rusak berat, 1 unit candi roboh, 1 unit pura rusak berat, 9 unit pelinggih (bangunan suci) rusak, 1 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan dan beberapa rumah rusak lainnya masih dalam pendataan.

Saat ini, tim BPBD Provinsi Bali terus melakukan asesmen dan pendataan lebih lanjut mengenai kerusakan bangunan serta telah memberikan pertolongan pertama kepada para korban yang terdampak.

Menurut analisa dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah III Denpasar, fenomena gempabumi Bali M 4,8 itu terjadi akibat aktifitas sesar lokal dan termasuk dalam kategori gempabumi dangkal.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar lokal,” kata Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Agus Wahyu Raharjo melalui keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar juga mencatat hingga pukul 16.42 WITA, terjadi gempabumi susulan (aftershock) sebanyak dua kali dengan magnitudo 3,8 dan 2,7 yang dirasakan di Karangasem.

Berdasarkan kajian risiko dari InaRisk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah Provinsi Bali memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi terhadap potensi ancaman gempabumi. InaRisk menyebutkan bahwa ada sebanyak sembilan kabupaten yang memiliki potensi risiko tersebut. Apabila melihat kajian lebih mendalam, Kabupaten Bangli, khususnya di Desa Terunyan, sebagai salah satu wilayah terdampak gempabumi M 4,8, tercatat memiliki potensi gempabumi dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Potensi itu juga dimiliki oleh wilayah lain seperti Kecamatan Kintamani, Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Rendang.

Untuk potensi bahaya tanah longsor, Desa Terunyan, khususnya yang berada di timur laut Danau Batur, masuk dalam kategori tinggi. Demikian pula wilayah penyangga lainnya seperti Kecamatan Rendang dan Kecamatan Tejakula.

Merujuk pada informasi dan hasil asesmen serta analisa dari BMKG dan InaRisk, BNPB meminta agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan selalu waspada adanya potensi gempabumi susulan. Hal yang sama juga untuk potensi longsor mengingat kawasan terdampak saat ini mungkin masih labil. Guna menghindari adanya informasi yang tidak benar, diharapkan masyarakat dapat mengakses informasi dari pihak-pihak berwenang seperti BNPB dan BPBD setempat serta BMKG.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement