"Ini adalah fakta: orang tidak mempercayai vaksin," lanjutnya seperti dikutip media pemerintah RIA Novosti.
Pada Selasa (19/10), ketika negara itu mencapai rekor kematian akibat Covid-19 lainnya, Kremlin mengakui sebagian adalah tanggung jawab pihaknya atas rendahnya tingkat vaksinasi.
"Tentu saja, tidak semua yang perlu dilakukan untuk menginformasikan dan menjelaskan keniscayaan dan pentingnya vaksinasi," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.
"Tetapi pada saat yang sama, warga negara kita perlu mengambil langkah yang lebih bertanggung jawab dan divaksinasi," tambahnya.
Daerah tertentu terus memberlakukan pembatasan lokal tergantung pada tingkat keparahan situasi Covid-19 setempat. Namun, sejauh ini, pemerintah secara konsisten mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengumumkan penguncian penuh.
"[Pemerintah] berhati-hati membuat orang marah, membiarkan mereka tanpa makanan dengan mematikan ekonomi, yang akan membuat mereka semakin marah," ungkap Ekaterina Schulmann, ilmuwan politik, kepada CNN.
"Negara ini telah mengalami penurunan pendapatan riil yang terus-menerus sejak 2014. Dukungan dan kepercayaan pada kekuasaan presiden telah turun sejak 2018. Sangat berisiko untuk mendorong orang bertindak lebih jauh," jelasnya. (SST)
(Fahmi Firdaus )