Sebagian besar gempa bumi terjadi pada tingkat dangkal di kerak dan mantel atas, dalam kedalaman 100 kilometer. Mineral di kerak memiliki kapasitas yang lebih kecil untuk membengkok sebelum pecah karena sifatnya yang dingin dan rapuh, jelas Burnley sebagaimana dilansir RT.
Dia juga mengatakan mineral di kerak benua mungkin lebih dingin daripada batuan di sekitarnya, yang berarti mereka tidak berperilaku seperti yang diharapkan pada tekanan seperti itu.
Gempa dalam menimbulkan misteri bagi para ilmuwan, meskipun satu teori adalah bahwa batas antara mantel atas dan bawah mungkin tidak seperti yang diperkirakan para seismolog, kata Heidi Houston, ahli geofisika di University of Southern California, kepada LiveScience.
(Rahman Asmardika)