“Tepat ketika saya siap mengemudi, penembakan dimulai lagi. Saya mendengar ledakan di dekat kami. Aku membawa semuanya kembali ke atas secepat mungkin ke apartemen. Dari sana, saya bisa melihat asap mengepul dari kota dan asap membubung dari jalan raya ke Zaporizhzhia tempat orang-orang seharusnya melarikan diri,” terangnya.
“Jadi saya masih di apartemen kakek-nenek saya dan pengeboman dan pengeboman berlanjut sepanjang hari. Tapi sekarang bukannya kita bertiga di sini, ada hampir 20 orang,” jelasnya..
Dia mengatakan banyak orang datang ke pusat kota karena mereka mendengar ada gencatan senjata dan bus untuk membawa mereka keluar, dan untuk melarikan diri dari penembakan di sana. Kemudian mereka tidak bisa kembali ke tempat perlindungan mereka ketika itu dimulai lagi.
“Jadi kami telah membawa banyak orang ke apartemen. Mereka dari sisi kiri kota, mereka bilang kota itu hancur. Semua rumah terbakar dan tidak ada yang bisa memadamkan api. Ada banyak mayat tergeletak di jalanan dan tidak ada yang bisa membawanya,” terangnya.
“Saya tahu tiga orang dari sebelumnya, dari lingkungan saya, tetapi sisanya saya tidak tahu. Yang tertua adalah seorang wanita berusia akhir 70-an, yang termuda adalah anak kecil. Kami juga memiliki dua kucing, seekor burung beo dan seekor anjing,” ujarnya.