Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

RS Bersalin Mariupol Diserang, Wanita Hamil Terluka dengan Wajah Berlumuran Darah

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 12 Maret 2022 |11:08 WIB
RS Bersalin Mariupol Diserang, Wanita Hamil Terluka dengan Wajah Berlumuran Darah
Wanita hamil terluka dengan wajah berlumuran darah di RS Mariupol yang diserang Rusia (Foto: AP)
A
A
A

MARIUPOL - Seorang wanita hamil yang difoto melarikan diri dari reruntuhan rumah sakit yang dibom oleh Rusia di Kota Mariupol  telah melahirkan seorang anak perempuan.

Foti menunjukkan Mariana Vishegirskaya yang sedang hamil besar, wajahnya berlumuran darah, menuruni tangga yang dipenuhi puing-puing dibagikan secara luas di tengah kemarahan atas serangan itu, yang menewaskan tiga orang.

Keponakan Mariana di Turki mengatakan kepada media lokal, ibu hamil itu telah melahirkan pada esok harinya.

Duta Besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sergiy Kyslytsya mengatakan bayi itu diberi nama Veronika. Dia mengangkat foto Vishegirskaya dan putrinya yang baru lahir selama pidato di PBB, mengecam "kebohongan Rusia" tentang dirinya setelah serangan itu.

Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam RS Bersalin, AS: Tindakan Biadab!

Kyslytsya yang mengangkat foto Vishegirskaya pada Jumat (11/3) sore, mengatakan kepada mereka yang berkumpul bahwa dia ingin berbagi "kabar yang sangat baik".

Baca juga: Bak Neraka, Mariupol Ukraina Diserang Tiap 30 Menit, Warga Saling Serang Rebutan Makanan hingga Bensin

"Nona Mariana, wanita hamil itu melahirkan anak perempuan yang sehat tadi malam. Namanya Veronika. Di sini dia bersama ayahnya. Tidak peduli apa kebohongan Rusia tentang dirinya, keluarganya, dan kejadian itu," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa lebih dari 1.500 warga sipil telah dibunuh oleh Rusia di Mariupol. Kota ini telah berjuang tanpa air atau listrik selama berhari-hari setelah dikepung oleh pasukan Rusia dan upaya untuk membangun koridor evakuasi telah berakhir gagal. Ukraina mengatakan tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan di rumah sakit saja.

"Untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua orang dimakamkan di kuburan massal di kota-kota Ukraina," ujarnya.

Vishegirskaya menjadi subyek kampanye disinformasi Rusia setelah pengeboman. Kedutaan Rusia di Inggris men-tweet teori konspirasi bahwa Vishegirskaya adalah seorang aktris dan setelah serangan itu telah direkayasa.

Namun, tim disinformasi BBC menemukan bukti yang bertentangan dengan klaim tidak berdasar, termasuk bahwa dia entah bagaimana berpura-pura menjadi beberapa wanita yang difoto di tempat kejadian.

Twitter kemudian menghapus tweet kedutaan Rusia, mengatakan mereka melanggar aturan "terkait dengan penolakan peristiwa kekerasan".

Klaim lebih lanjut yang beredar secara online menunjukkan bahwa Vishegirskaya bahkan tidak hamil. Namun, blogger kecantikan itu mengungkapkan bahwa dia hamil pada Januari ke follower-nya beberapa minggu sebelum invasi.

Banyak perusahaan teknologi mulai memblokir saluran media pemerintah Rusia dalam upaya mengatasi disinformasi.

Pada Jumat (11/3), YouTube menjadi raksasa teknologi terbaru yang memblokir saluran yang terkait dengan media yang didanai pemerintah Rusia. Layanan streaming video mengatakan memiliki kebijakan melarang konten yang menyangkal, meminimalkan, atau meremehkan peristiwa kekerasan yang terdokumentasi dengan baik.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement