Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Idul Fitri: Modal Multidimensi untuk Kemajuan yang Berkeadilan

Opini , Jurnalis-Senin, 02 Mei 2022 |18:01 WIB
Idul Fitri: Modal Multidimensi untuk Kemajuan yang Berkeadilan
Rektor IPB Arif Satria (Foto Dokumentasi Pribadi)
A
A
A

Qarun adalah orang saleh miskin yang kemudian minta tolong Nabi Musa agar didoakan kaya. Namun setelah kaya raya dia menjadi sombong dan

meninggalkan ibadah serta tidak lagi peduli sesama. Jadi ayat tersebut mengingatkan kita perlunya keseimbangan dunia dan akhirat.

Akhirat menjadi titik ujung masa depan yang abadi, namun kita harus melewati titik-titik antara yang ada di dunia.

Kehidupan dunia pun punya rentang waktu, yakni masa lalu, hari ini, dan masa depan. Ketika kita menjalani kehidupan di dunia maka kita pun dituntut untuk mengkombinasikan titik masa depan akhirat dan masa depan dunia. Sehingga doa kita pun lalu menjadi doa agar bahagia dunia dan akhirat, yang hampir setiap saat kita lafaskan.

Sementara itu, dalam QS Yasin ayat 12 Allah berfirman: Artinya: “Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).”

Ayat ini semakin menegaskan bahwa apa yang kita kerjakan di dunia adalah investasi untuk akhirat. Artinya, kehidupan akhirat kita akan sangat tergantung dari apa yang kita kerjakan dan investasikan di dunia ini.

Ketiga, orientasi tentang waktu dan kualitas kerja. Kualitas kerja adalah orientasi bagi seorang yang beriman. Hal ini tercermin dari melekatnya dua kata yaitu beriman dan beramal soleh dalam sejumlah ayat. Ini adalah konsekuensi dari dalil bahwa dunia adalah jembatan menuju akhirat. Orang menuju akhirat perlu kehidupan yang baik di dunia.

Kehidupan yang baik di dunia memerlukan kualitas kerja yang baik pula. Kualitas kerja yang baik adalah hasil pemanfaatan waktu yang baik pula. Artinya setiap waktu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berbuat baik. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Nabi Muhammad saw bersabda: Artinya: "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Allah mengingatkan kepada kita dalam QS Al-Ashr ayat 1-3 yang artinya, "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran".

Lebih jauh kualitas kerja tidak saja tercermin dari kata amal soleh, tetapi juga ahsanu amala, yang berarti kerja yang lebih baik. Kualitas kerja atau amal soleh ini menjadi modal kita menjadi orang yang bermanfaat. Bukankah sebaik-baik manusia adalah orang bermanfaat untuk orang lain? Kerja yang berkualitas adalah kerja yang memiliki manfaat. Tentu level manfaat bermacam-macam tergantung dari kualitas kerja kita.

Ada orang yang hanya mampu memberi manfaat spontan yang berdimensi jangka sangat pendek. Namun ada juga orang yang bisa memberi manfaat kepada lingkungan sekitar dengan dimensi jangka panjang.

Bila orang memberi ilmu kepada orang lain dan ilmunya bermanfaat untuk kemaslahatan manusia, artinya manfaat yang dia ciptakan berdimensi luas, baik cakupan penerima manfaat yang sangat banyak maupun durasi manfaat yang lebih lama.

Begitu pula bila seseorang hadir dengan inovasi unggul yang mampu memberi solusi atas masalah kehidupan, tentu ini juga dapat dikategorikan sebagai manfaat yang berkelanjutan.

Inilah barangkali yang juga bisa dimasukkan ke dalam terminologi “wa atsarohum” (peninggalan-peninggalan mereka). Artinya kita mampu menciptakan peninggalan atau legacy yang bermanfaat untuk kehidupan. Allah juga berjanji dalam QS An-Nahl ayat 97, yang artinya: “Barangsiapa mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Oleh karena itu, marilah kita terus perkuat kulitas kerja kita agar kita mampu menghasilkan legacy-legacy yang menyejarah dan bermanfaat untuk kemajuan kehidupan manusia dan alam semesta. Hal ini karena sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberi manfaat yang paling berkualitas untuk orang lain.

Keempat, orientasi untuk saling menginspirasi dan kolaborasi. Al-Qur’an surat AlAshr 1-3 di atas sekaligus menegaskan bahwa orang yang beriman dan beramal soleh adalah orang yang saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement