Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perang Melawan Narkoba, 'Warisan berdarah' Kepresidenan Rodrigo Duterte di Filipina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 02 Juli 2022 |01:01 WIB
Perang Melawan Narkoba, 'Warisan berdarah' Kepresidenan Rodrigo Duterte di Filipina
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Reuters)
A
A
A

MANILA - Satu tengkorak berguling ke arah kaki saya. Tengkorak itu akan mengenai celana jika tidak terhalang tali kantong mayat yang digunakan untuk membungkusnya.

Gemma Baran berdiri di sebelah saya. Dia menyaksikan dengan rasa terkejut dan miris saat tulang-tulang suaminya dimasukkan ke dalam kantong tersebut.

BACA JUGA: Kritik Perang Narkoba di Filipina, Presiden Duterte Sebut PBB 'Bodoh'

Perempuan berumur 44 tahun itu telah menguburkan jenazah suaminya, Patricio Baran, di pemakaman ini lima tahun lalu. Namun sekarang dia tidak mampu lagi membayar harga sewa tanah pemakaman.

Di Kota Manila yang padat, masyarakat miskin kerap mengubur sanak famili mereka di pemakaman sewaan. Satu liang kubur harus ditebus uang sewa sekitar Rp3 juta.

Baru-baru ini Gemma ditawari kuburan gratis memindahkan tulang mendiang suaminya. Penawaran itu muncul dari gereja Katolik setempat, yang menggelar program "penyembuhan" atau yang dalam bahasa lokal disebut paghilom.

Gereja memberi pendampingan kepada keluarga yang sanak familinya tewas akibat tindakan aparat dalam apa yang disebut sebagai "perang melawan narkoba" oleh Rodrigo Duterte, presiden Filipina yang masa jabatannya berakhir Kamis (29/6/2022).

Kebijakan mengatasi narkoba itu, yang oleh sejumlah kalangan dituding melewati batas-batas hak asasi manusia, menempatkan Filipina dalam berita utama internasional dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Duterte Janji Adili Semua Orang yang 'Lampaui Batas' dalam Perang Melawan Narkoba

Patricio ditembak mati oleh aparat Filipina pada 9 Juli 2017. Laki-laki berusia 47 tahun itu bekerja sebagai penjaga keamanan.

Sehari sebelum ditembak, Patricio telah menghilang. Seorang tetangga mendengar tiga tembakan, tapi tidak melihat para penyerang. Polisi lalu membuat klaim bahwa mereka menemukan jenazah Patricio.

Di sebelah Patricio, menurut keterangan polisi, tergeletak sebuah pistol dan kertas bertuliskan "pengedar narkoba dan pemerkosa".

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement