TEHERAN – Iran telah dilanda protes berkepanjangan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, (22), seorang perempuan Kurdi yang meninggal pada 13 September setelah ditahan oleh polisi moral Iran karena tidak mengenakan hijab.
BACA JUGA: Protes Kematian Mahsa Amini, Wanita Iran Bakar Hijab dan Potong Rambut
Kematian Amini menimbulkan kemarahan yang mengobarkan demonstrasi di seluruh negeri menuntut dihapuskannya kewajiban berhijab di Negeri Para Mullah itu.
Sejak Revolusi Islam 1979, pemerintah Iran memberlakukan aturan yang didasarkan pada hukum Islam yang ketat, salah satunya adalah aturan berpakaian yang mewajibkan hijab. Ini sangat berbeda dengan masa sebelum Revolusi Islam dimana perempuan bebas berpakaian tanpa penutup kepala dan busana seperti di negara Barat.
Nyatanya, aturan berhijab ini tidak hanya berlaku bagi perempuan Muslim atau warga negara Iran saja.
BACA JUGA: Demonstrasi di Iran Masuki Hari Ke-11, Korban Tewas Mencapai 76 Orang
Dilansir dari VOA, di bawah undang-undang yang diadopsi pada 1983, semua wanita, terlepas dari keyakinan atau kebangsaan, harus menyembunyikan rambut mereka dengan jilbab di depan umum dan mengenakan celana longgar di bawah mantel mereka.
Meski aturan itu banyak diabaikan selama beberapa dekade, terutama di kota-kota besar, tetapi tindakan keras terkadang masih diberlakukan.