Dalam sebuah pernyataan video, Asad Umar, salah satu pembantu utama Khan, mengatakan Khan percaya bahwa Perdana Menteri Shehbaz Sharif, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah dan pejabat intelijen Mayor Jenderal Faisal Naseer berada di balik serangan itu. Umar tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.
Sanaullah, berbicara kepada wartawan bersama Aurangzeb, menolak tuduhan itu dan mengatakan pemerintah koalisi yang dipimpin Sharif menuntut penyelidikan independen berkekuatan tinggi. Sharif juga mengutuk penembakan itu dan memerintahkan penyelidikan segera.
Sayap media militer tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan terhadap Naseer. Sementara dalam pernyataan sebelumnya, militer menyebut penembakan itu "sangat terkutuk".
Khan, (70), menuduh militer mendukung rencana untuk menggulingkannya dari kekuasaan. Pekan lalu, militer mengadakan konferensi pers untuk menyangkal klaim tersebut.
Pervaiz Elahi, kepala menteri Punjab, provinsi di mana partai Khan berkuasa dan tempat penembakan terjadi, mengatakan dia membentuk tim investigasi gabungan. Elahi mengatakan bahwa awalnya tampak ada dua penyerang.
Pakistan memiliki sejarah panjang kekerasan politik. Mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto dibunuh pada Desember 2007 dalam serangan senjata dan bom setelah mengadakan rapat umum pemilihan di kota Rawalpindi, di sebelah Islamabad.
Ayahnya dan mantan perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto digantung di kota yang sama pada 1979 setelah digulingkan dalam kudeta militer.
(Rahman Asmardika)