PAKISTAN - Pemimpin oposisi Pakistan yang populis, Imran Khan, telah menulis surat kepada Presiden Arif Alvi. Dalam surat itu ia menuntut investigasi terhadap “pelanggaran serius” dan campur tangan politik oleh para pejabat tinggi militer, termasuk kepala badan intelijen negara itu, terkait penembakan dirinya. Ketegangan pun tak bisa dihindari antara Khan dan militer di sana.Â
 Mantan Perdana Menteri (PM) berusia 70 tahun itu lolos dari upaya pembunuhan yang dilakukan pada Kamis (4/11/2022) lalu sewaktu ia sedang memimpin pawai Partai Tehreek-e-Insaf (PTI) Pakistan pimpinannya di Provinsi Punjab untuk menuntut pemilihan baru. Ia mengalami luka tembak di kaki kanannya dan sedang dalam pemulihan di rumahnya di Ibu Kota provinsi, Lahore.
Pada Senin (7/11/2022), PTI merilis salinan surat Khan kepada Alvi, di mana pemimpin oposisi itu mengulangi tuduhannya bahwa PM Shehbaz Sharif, menteri dalam negeri dan seorang pejabat senior Inter-Services Intelligence (ISI) telah merencanakan serangan tersebut.
Baca juga:Â Pulih dari Penembakan, Mantan PM Pakistan Imran Khan Sebut 3 Peluru Diambil dari Kaki Kanannya
Khan mengklaim ia memiliki informasi dari dalam badan-badan intelijen Pakistan bahwa ada rencana yang sedang dibuat untuk membunuhnya. Bintang kriket yang beralih menjadi politisi ini tidak memberi bukti untuk mendukung tuduhan-tuduhan itu dan menuntut ketiga orang itu agar mundur, untuk membuka jalan bagi penyelidikan yang tidak memihak terhadap percobaan pembunuhan terhadapnya.
Pemerintah dan militer telah membantah tuduhan-tuduhan itu yang disebut “tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab” serta “sama sekali tidak dapat diterima dan tidak perlu.”
Follow Berita Okezone di Google News