YERUSALEM - Dua ledakan bom di halte bus di pinggiran Yerusalem melukai hingga 15 orang pada Rabu, (23/11/2022) kata layanan darurat, dalam apa yang dikatakan polisi Israel tampaknya merupakan serangan oleh militan Palestina.
Mereka menyalahkan ledakan awal pada alat peledak yang ditanam di stasiun bus dekat pintu keluar kota, sementara ledakan kedua segera setelah menghantam halte bus di lingkungan pemukiman perkotaan di timur kota.
Ledakan itu, sekira 30 menit terpisah, tampaknya merupakan serangan Palestina, kata polisi.
Tayangan televisi menunjukkan puing-puing berserakan di sekitar lokasi ledakan pertama, yang ditutup oleh layanan darurat.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun dinas kesehatan mengatakan 12 orang telah dibawa ke rumah sakit sejak ledakan pertama, setidaknya dua orang mengalami luka serius. Sedikitnya tiga orang terluka dalam ledakan kedua, kata polisi.
BACA JUGA: Berusaha Palsukan Sejarah, Israel Bangun Pemakaman Palsu di Sekitar Masjid Al Aqsa
Ledakan tersebut, yang menggemakan pengeboman bus yang merupakan ciri khas pemberontakan Palestina antara 2000-2005, terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan di Tepi Barat yang diduduki setelah militer Israel melancarkan tindakan keras setelah serangkaian serangan mematikan di Israel.
Ketegangan juga diperparah dengan pertikaian berulang kali antara Muslim dan kelompok jamaah Yahudi yang tidak sah di kompleks masjid Al Aqsa di Yerusalem, yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount.
Seorang juru bicara kelompok militan Palestina Hamas memuji pengeboman yang tampak jelas itu tetapi tidak mengklaim bertanggung jawab.
Juru Bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua mengatakan pengeboman itu "akibat kejahatan yang dilakukan pendudukan dan para pemukim".
Ledakan itu terjadi ketika mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bernegosiasi dengan sekutu untuk membentuk pemerintahan sayap kanan baru termasuk anggota partai agama dan sayap kanan.
(Rahman Asmardika)