Penurunan angka pernikahan ini membuat orang tua khawatir bahkan dengan kemungkinan terkecil keturunan mereka akan tetap tidak menikah dan tidak memiliki anak.
Mereka takut akan putusnya garis keturunan keluarga, atau bahwa tidak akan ada yang merawat anak-anak mereka yang belum menikah ketika mereka pergi.
Sebagai informasi, Biro Statistik Nasional China (NBS) menyebutkan angka kelahiran selama 2017 mencapai 17,23 juta jiwa atau lebih rendah 630 ribu dibandingkan 2016 yang mencapai 17,86 juta jiwa. Angka tersebut di luar prediksi pemerintah yang memperkirakan pada 2030 jumlah populasi bakal bertambah dari 1,39 miliar jiwa menjadi 1,45 miliar jiwa.
Saat ini, 2.905 pemuda yang belum menikah dan tinggal di perkotaan antara usia 18 dan 26 tahun. Ada beberapa alasan yang menyebabkan keengganan untuk menikah ini. Mulai dari tak punya waktu hingga biaya keuangan pernikahan dan beban ekonomi memiliki anak.
(RIN)
(Rani Hardjanti)