Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Salju Terakhir di Puncak Jayawijaya, Es Abadi Papua yang 'Tak Bisa Diselamatkan'

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 17 Desember 2022 |13:52 WIB
Salju Terakhir di Puncak Jayawijaya, Es Abadi Papua yang 'Tak Bisa Diselamatkan'
Salju di Puncak Jayawijaya/BBC
A
A
A

PAPUA - Salju terakhir di puncak sekitar Gunung Puncak Jaya, Papua, Indonesia, terancam hilang pada 2026 akibat pemanasan global dan perubahan iklim, termasuk El Nino.

Buat masyarakat adat di sekitar puncak, gunung bersalju dianggap sakral. Area ini juga menjadi habitat bagi satwa langka termasuk Dingo, anjing bernyanyi dari Papua.

Maximus Tipagau (39), masyarakat adat Suku Moni yang mendiami Kampung Ugimba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengenang salju yang memenuhi memorinya sejak kecil.

“Salju ini bisa kami rasakan di kampung. Dinginnya saya bisa merasakan sampai hari ini. Setiap hari itu kami menikmati hujan es,” ujar Maximus.

Dari sekian banyak puncak, ada satu puncak sakral yang dinamai masyarakat adat Moni sebagai “Gunung Somatua”. Somatua dipercaya menjadi penerang dan cahaya bagi mereka.

Somatua berasal dari bahasa setempat yang berarti terang sepanjang siang dan malam.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement