Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keluh Kesah Penyandang Disabilitas, 20 Tahun Bersuara Tapi Tidak Dapat Hak Setara

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 31 Januari 2023 |11:54 WIB
Keluh Kesah Penyandang Disabilitas, 20 Tahun Bersuara Tapi Tidak Dapat Hak Setara
Penyandang disabilitas di Korea Selatan (Foto: BBC)
A
A
A

"Saya mengerti ini adalah situasi yang membuat frustrasi para komuter. Tapi kami telah menyuarakan ini selama lebih dari 20 tahun dan kami masih belum mendapatkan hak yang sama," katanya.

Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon telah berjanji untuk "tidak menoleransi" aksi protes tersebut.

Melalui unggahan di Facebook, dia menulis komentarnya.

“Saya tidak bisa lagi mengabaikan kekacauan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada warga biasa,” terangnya.

Menurut pengunjuk rasa, bahasa yang digunakan oleh wali kota menyiratkan: mereka tidak dianggap sebagai “warga negara biasa”.

Pemasangan lift di semua stasiun, dan seberapa cepat itu akan diwujudkan, adalah salah satu poin penting dalam negosiasi.

Saat ini, hanya 19 dari 275 stasiun di kota (7%) yang tidak memiliki akses lift, menurut Metro Seoul.

Itu lebih baik dibandingkan kereta bawah tanah London di mana 69% stasiun tidak dapat diakses, dan di New York sebanyak 71%.

Data pemerintah juga menunjukkan pengeluaran untuk provisi mobilitas di Korea Selatan telah meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun ini, tetapi kedua belah pihak masih berselisih pendapat soal apa yang dianggap sebagai peningkatan yang pantas.

Para aktivis menyebut ini bukan hanya tentang angka. Mereka mengatakan pendekatan keras yang diambil oleh pihak berwenang mengungkap kesalahpahaman seputar disabilitas di Korea Selatan.

"Banyak orang di Korea Selatan berpikir penyandang disabilitas hidup nyaman dan sejahtera. Seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa mereka hidup lebih baik daripada presiden," kata Hong Yunhui, yang putri remajanya, Jimin, menggunakan kursi roda sejak sembuh dari kanker saat berusia empat tahun.

Dia khawatir aksi protes itu akan dimanfaatkan untuk menjelek-jelekkan penyandang disabilitas.

“Kami telah bertemu dengan orang-orang, terutama lansia, menepuk pundak putri saya dan menanyakan banyak hal seperti harga kursi rodanya. Mereka bilang dia sangat beruntung memiliki sistem kesejahteraan yang hebat di Korea, yang dibayar dengan pajak mereka,” lanjutnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement