"Tindakan pemerintah Partai Komunis China yang melanggar hukum internasional dan melanggar wilayah udara dan kedaulatan negara lain tidak boleh ditoleransi dalam komunitas internasional yang beradab,” ujarnya.
China menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan berada di bawah kendali Beijing. Presiden Xi Jinping tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.
Tetapi Taiwan menganggap dirinya mandiri, dengan konstitusinya sendiri dan pemimpin yang dipilih secara demokratis.
Penjaga pantai juga menyarankan para pelaut untuk meninggalkan daerah itu karena operasi militer "yang menimbulkan bahaya yang signifikan".
Seorang saksi mata di pantai, Hayley Walsh, mengatakan kepada BBC News dia melihat tiga jet tempur berputar-putar sebelum misil ditembakkan, lalu "kami mendengar ledakan besar, rumah berguncang".
Seorang pejabat militer senior mengatakan kepada CNN bahwa pemulihan puing seharusnya "cukup mudah" dan dapat memakan waktu "relatif singkat". Pejabat itu menambahkan bahwa "penyelam Angkatan Laut yang cakap" dapat dikerahkan untuk membantu operasi tersebut.
Pejabat pertahanan juga mengungkapkan pada Sabtu (4/2/2023) bahwa balon tersebut pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari di dekat Kepulauan Aleutian, sebelum pindah ke wilayah udara Kanada tiga hari kemudian, dan masuk kembali ke AS pada 31 Januari. Objek itu terlihat di negara bagian Montana AS, yang merupakan rumah bagi sejumlah situs rudal nuklir yang sensitif.
Hubungan antara China dan AS telah diperburuk oleh insiden tersebut, dengan Pentagon menyebutnya sebagai "pelanggaran yang tidak dapat diterima" terhadap kedaulatan AS.