NEW YORK - Dua setengah ton uranium telah hilang dari sebuah situs di Libya, kata pengawas nuklir PBB. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan peringatan itu setelah kunjungan inspekturnya ke situs yang dirahasiakan awal pekan ini.
Inspektur dari IAEA menemukan bahwa 10 drum berisi bijih uranium telah hilang, kata badan PBB itu, sebagaimana dilansir BBC.
Ada kekhawatiran uranium dapat menimbulkan risiko radiologis serta masalah keamanan nuklir.
IAEA mengatakan bahwa situs tempat penyimpanan uranium tidak berada di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi tersebut mengatakan akan melakukan kegiatan lebih lanjut "untuk mengklarifikasi keadaan pemindahan bahan nuklir dan lokasinya saat ini".
Tidak jelas kapan uranium itu hilang.
Badan tersebut mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya sedang bekerja untuk mengklarifikasi apa yang terjadi, bagaimana bahan nuklir itu dihilangkan dan di mana sekarang.