Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menelusuri Keberadaan Bigfoot, Makhluk Legendaris yang Masih Menyisakan Misteri

Arief Setyadi , Jurnalis-Kamis, 22 Juni 2023 |06:02 WIB
Menelusuri Keberadaan Bigfoot, Makhluk Legendaris yang Masih Menyisakan Misteri
Ilustrasi penampakan Bigfoot (Foto: Getty Images)
A
A
A

Ini adalah efek psikologis yang disebut pareidolia – melihat objek yang sebenarnya tidak ada, seperti melihat penampakan Yesus pada selembar roti panggang.

Fenomena ini dapat menjelaskan penampakan tersebut, seperti sosok gelap yang terlihat di dekat rumah perkemahan pada tahun 2010, atau Sasquatch yang menyebabkan sekelompok orang melarikan diri dari perkemahan lain pada tahun 1994.

Sangat menyenangkan untuk melewatkan ini sebagai imajinasi seseorang yang terlalu aktif, tetapi hutan ini memberi Bonnie Kent jeda.

Dia adalah mantan sukarelawan BC Search and Rescue yang membantu pencarian pejalan kaki yang hilang dari semak-semak selama 15 tahun.

Kent, yang kini menjabat sebagai manajer Museum Sasquatch, awalnya ragu tentang keberadaan makhluk itu.

Tetapi setelah mendengarkan cerita dari para pelancong yang datang dari jauh seperti Selandia Baru, dia menjadi berpikiran terbuka tentang kemungkinan itu.

"Tanggapan pertama saya adalah bahwa orang-orang di sekitar sini biasa merokok ganja terlalu banyak dan melihat pria berbulu besar!" katanya sambil tertawa, sebelum berubah serius.

"Di semak-semak ada beberapa kali ketika bulu kuduk Anda berdiri; ada area yang Anda rasa Anda semestinya tidak seharusnya ada di sana."

Seperti yang dijelaskan Charlie, tradisi Sts'ailes menyatakan bahwa makhluk itu dapat berubah dari bentuk fisiknya menjadi batu, pohon, atau bahkan binatang lain.

"Kakek saya dulu berkata, 'Slollicum adalah maklhuk yang bisa berubah bentuk dan dapat berjalan di dua alam, spiritual dan fisik. Itu sebabnya Anda tidak akan pernah menangkapnya,'" katanya.

Tapi dia tidak terkejut orang masih mencoba mencari keberadaan makhluk itu.

"Saya pikir [Sasquatch] beresonansi karena semua budaya di dunia memiliki sesuatu, seperti makhluk gaib, dan melalui waktu dan evolusi dan kemanusiaan, kami telah kehilangan banyak hal ini," kata Charlie.

Mungkin sains telah membuat kita semua skeptis.

Charlie bercerita tentang bagaimana dia melihat dua Sasquatch sedang meminum air Danau Harrison pada 2002, penampakan di senja hari yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Pada saat itu, dia malu untuk memberi tahu siapa pun tentang apa yang dia lihat, karena takut dicemooh. "Anda tidak ingin orang-orang melihat Anda dengan cara tertentu," ujar Charlie.

"Kemudian lagi, saya berpikir, 'Xwem xwem sq'welewel,' yang dalam bahasa kami berarti, 'Anda bangga dengan siapa Anda, dari mana Anda berasal, dan apa milik Anda."

Jadi, dia membagikan ceritanya. Pada akhirnya, melihat Sasquatch dianggap sebagai berkah dan pertanda keberuntungan, kata kakek Charlie.

"Jika Anda dapat melihatnya, mendengarnya, atau melihat jejak kakinya, ada semacam keberuntungan yang akan menghampiri Anda karena dia memastikan bahwa Anda tahu bahwa dia ada di sana dan bahwa Anda masih harus hidup sesuai aturan, " kata Charlie mengacu pada kesepakatan antara manusia dan umat untuk hidup selaras dengan alam.

"Mereka hidup dari tanah, mereka hidup di tanah, mereka adalah tanah."

Ini adalah sentimen yang dimiliki oleh Steenburg, dan mungkin tempat di mana mitologi Sts'ailes dan daya tarik Barat bersatu.

"Sasquatch, jika ada, adalah simbol bahwa masih ada hutan belantara di luar sana," katanya.

"Kita belum menjinakkan semuanya."

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement