IAEA yang berbasis di Wina tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Associated Press. Namun, komentar Eslami menandai perubahan situasi mengingat Iran sebelumnya telah membatasi inspeksi, menahan video rekaman pengawasan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menanggapi IAEA setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir pada 2018.
Eslami tidak menyebut nama kedua situs tersebut, meskipun IAEA telah mengidentifikasi mereka sebagai Turquzabad dan Varamin, yang berada di luar Teheran.
Iran menegaskan program nuklirnya untuk tujuan sipil. Namun, menurut Barat dan IAEA, Iran memiliki program nuklir militer terorganisir hingga 2003.
(Susi Susanti)