Terkait hal ini, Presiden Jokowi telah meminta jajarannya untuk melakukan intervensi secepatnya guna meningkatkan kualitas udara Jabodetabek. Seperti melakukan rekayasa cuaca, percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan 6, membuka lebih banyak ruang terbuka hijau, hingga menerapkan hybrid working untuk para pekerja.
Sementara itu, Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam ratas di Istana Merdeka menjelaskan penyebab pencemaran udara ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan bermotor. Pasalnya, berdasarkan data tahun 2022 setidaknya ada sebanyak 24,5 juta kendaraan bermotor di mana 19,2 juta di antaranya adalah sepeda motor.
Siti Nurbaya juga menampik isu polusi udara yang disebabkan oleh PLTU Suralaya, Cilegon, karena berdasarkan hasil analisis pembuangan emisi tidak bergerak ke Jakarta melainkan ke Selat Sunda.
"Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU begitu ya, apalagi dilihat dari hasil studi penggunaan batubara berpengaruh ke Jakarta sih gak sampai 1%," ujarnya.
Demikian penjelasan ternyata ini sederet penyebab kualitas udara Jabodetabek sangat buruk.
(HAFID)
(Rani Hardjanti)