"Sebenarnya kita cuma pengen ikut berpartisipasi dan yang membuka tali silaturahmi dan melakukan silaturahmi dengan komunikasi lebih intens lagi mulai dari hari ini," ucap Christophorus Taufik.
Ia mengapresiasi komunitas bantengan di wilayah Gang Mirej Kedungkandang, Kota Malang ini. Sebab di komunitas ini mampu memberdayakan dan memanfaatkan para generasi muda untuk berkegiatan positif di seni tradisional asli Malang.
"Menurut saya itu sangat diperlukan sekali untuk menjaga kesenian tradisional di tengah perkembangan zaman dan globalisasi seperti saat ini. Apalagi ini kan juga banyak dari anak-anak muda, yang tentu menjadi nilai positif bagi mereka," ungkap Christ.
Di sisi lain, Trian Yuserma Udaryanta bacaleg Perindo dari DPRD Kota Malang mengungkapkan, bila ia mendorong agar komunitas bantengan Putra Ledhog, mampu beradaptasi dengan kecanggihan teknologi dan digitalisasi.
"Sudah harus digital. Kayak gdrive ya saya berharap dia sudah mempersiapkan minimal buat dirinya lingkungan. Jadi ngajak dia berpikir ke dia bantengan sebagai sarana saja untuk karakter lewat pelestarian budaya, ya untuk masa depan," kata Trian Yuserma.
(Khafid Mardiyansyah)