Serangan sebelumnya di kamp yang sama juga menyebabkan kerusakan besar, dengan korban selamat dan saksi mata menggambarkan kejadian apokaliptik dan anggota keluarga terkubur di bawah reruntuhan. “Rasanya seperti akhir dunia,” kata seorang saksi mata.
“Anak-anak membawa anak-anak lain yang terluka dan berlarian, debu abu-abu memenuhi udara. Mayat-mayat tergantung di reruntuhan, banyak di antaranya tidak dapat dikenali. Ada yang berdarah dan ada yang terbakar,” ujar Mohammad Al Aswad kepada CNN melalui telepon.
IDF mengatakan serangan pertama menewaskan beberapa anggota Hamas. Termasuk Ibrahim Biari, yang digambarkan sebagai salah satu komandan Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan orang disandera. Namun Hamas membantah keras kehadiran salah satu pemimpinnya di kamp pengungsi tersebut.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan di media sosial bahwa serangan terhadap Jabalya, yang merupakan kamp pengungsi terbesar di Gaza, “dapat dianggap sebagai kejahatan perang” mengingat “tingginya jumlah korban sipil dan skala kehancuran.”
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, hampir setengah dari seluruh rumah sakit di Gaza tidak berfungsi karena pemboman dan kekurangan bahan bakar, termasuk rumah sakit kanker terkemuka di jalur tersebut,