Kesepakatan semacam itu mengharuskan Hamas menyerahkan daftar lengkap sisa sandera sipil yang masih hidup yang ditahan di Gaza.
Pembebasan seluruh sandera yang lebih menyeluruh saat ini belum dibahas, kata pejabat itu.
Belum ada tanggapan langsung dari para pejabat Israel, yang sebelumnya menolak memberikan komentar rinci mengenai negosiasi penyanderaan tersebut, dengan alasan keengganan untuk melemahkan diplomasi atau memicu laporan yang mereka anggap sebagai "perang psikologis" oleh militan Palestina.
Kementerian Luar Negeri Qatar dan kantor politik Hamas di Doha menolak berkomentar.
Qatar, tempat kantor politik Hamas beroperasi, telah memimpin mediasi antara kelompok militan tersebut dan pejabat Israel untuk pembebasan lebih dari 240 sandera. Mereka dibawa oleh militan Hamas ketika mereka mengamuk di Israel pada 7 Oktober. Israel mengatakan 1.200 orang tewas dalam serangan tersebut.
Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti terhadap Gaza yang dikuasai Hamas dan akhir bulan lalu memulai invasi lapis baja ke daerah kantong tersebut, di mana lebih dari 11.000 orang terbunuh, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak dan lebih banyak lagi yang terkubur di bawah reruntuhan, menurut pejabat Palestina.