WHO mengatakan hanya 18 dari 36 rumah sakit di Gaza yang “berfungsi minimal hingga sebagian”.
“Sistem kesehatan di Gaza telah lumpuh akibat permusuhan yang sedang berlangsung,” kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina.
“Kami sangat prihatin dengan kembalinya kekerasan,” lanjutnya.
Ada juga kekhawatiran besar mengenai situasi kemanusiaan yang lebih luas di Gaza, yang kemungkinan akan memburuk ketika pertempuran kembali terjadi.
Terdapat kekurangan gas untuk memasak, makanan dan air. Toko-toko kosong dan tidak ada cukup bantuan untuk didistribusikan kepada para pengungsi.
Banyak yang tidur di tenda. Mereka mengatakan kepada BBC bahwa mereka sedang berjuang menghadapi kondisi cuaca dingin, dan mendesak bantuan lebih lanjut termasuk perbekalan seperti pakaian hangat untuk dikirimkan.
Mereka juga mengatakan sangat sedikit air, makanan dan obat-obatan yang sampai ke rumah sakit.
Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, Unrwa, mengatakan ia tidak hanya khawatir bahwa "tidak ada bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza saat ini termasuk bahan bakar".
Ratusan truk yang membawa bantuan dapat memasuki Gaza selama tujuh hari gencatan senjata tetapi jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan sekitar 500 truk yang memasuki Gaza setiap hari sebelum perang.
Pada Jumat (1/12/2023) Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel, mengatakan Hamas bisa memastikan jeda pertempuran diperpanjang jika mereka membebaskan lebih banyak sandera.
“Mereka memiliki hampir 20 perempuan [yang memenuhi syarat untuk dibebaskan] berdasarkan perjanjian yang ada, namun mereka memilih untuk tidak melakukannya,” terangnya kepada BBC.
Ketika ditanya apakah perempuan-perempuan tersebut adalah warga sipil atau tentara Israel, Regev mengatakan beberapa perempuan tersebut berusia 20-an dan telah menyelesaikan dinas militer.
Sementara itu, Hamas mengatakan mereka telah membuat beberapa tawaran mengenai pembebasan sandera lebih lanjut – yang semuanya ditolak oleh Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan militernya pada hari Jumat telah menghantam pusat komando Hamas, lokasi bawah tanah dan kelompok pejuang Hamas.
Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 14.800 orang termasuk sekitar 6.000 anak-anak telah tewas sejak Israel memulai kampanye militernya melawan Hamas di sana, dan ribuan lainnya diyakini tewas di bawah reruntuhan.
Ini menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.
(Susi Susanti)