Angkatan Udara menamainya sebagai Sersan Staf Jake Galliher, seorang penduduk asli Massachusetts berusia 24 tahun yang merupakan bagian dari unit intelijen yang ditugaskan di Pangkalan Udara Yokota di Jepang.
Pertama kali diperkenalkan pada 2007, Osprey berfungsi sebagai helikopter dan pesawat dengan baling-baling.
Dalam insiden terpisah pada Agustus lalu, model Osprey yang berbeda jatuh saat latihan militer di Australia, menewaskan tiga Marinir AS dan melukai 20 lainnya.
Kecelakaan lain yang melibatkan Osprey di gurun California tahun lalu menyebabkan kematian lima marinir.
Jepang – satu-satunya negara yang mengoperasikan Osprey – menghentikan sementara armada pesawatnya minggu lalu.
Mereka juga meminta AS untuk melarang terbang 30 pesawat Osprey yang berbasis di Jepang sampai inspeksi dapat dilakukan untuk memastikan keamanannya.
Menanggapi pertanyaan dari BBC, Pentagon mengatakan bahwa unit yang memiliki pesawat tersebut tidak melakukan operasi penerbangan dan bahwa AS mengambil semua tindakan keselamatan yang tepat, seperti yang dilakukan pada setiap penerbangan dan setiap operasi.
Sebagai bagian dari perjanjian militer Jepang-AS, Jepang sebagian besar tidak akan dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan tersebut.
Aturan ini dan penolakan AS untuk menghentikan armadanya memicu kemarahan Jepang.
Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan AS sudah mulai berbagi informasi tentang kecelakaan itu dengan mitra Jepang.
“Kami memiliki komunikasi yang baik antara para pemimpin senior kami dan terus berdialog mengenai keselamatan penerbangan dan masalah terkait keselamatan lainnya,” terangnya.
(Susi Susanti)