TEL AVIV - Militer Israel telah mengembangkan rencana untuk menyerang Lebanon dengan tujuan untuk memukul mundur kelompok Hizbullah, yang telah melancarkan serangan lintas batas terhadap Israel dalam beberapa pekan terakhir, demikian dilaporkan The Times dan Newsweek, pada Senin, (18/12/2023) mengutip Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus.
Israel dan Hizbullah telah menyaksikan peningkatan baku tembak sejak pecahnya konflik terbaru Israel-Palestina pada Oktober ketika pejuang Hamas di Gaza melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel. Serangan itu menyebabkan sekira 1.200 orang tewas dan menyebabkan penculikan lebih dari 200 sandera. Kampanye pengeboman kejam Israel di Gaza sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 18.700 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.
Kelompok militan Lebanon Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap Hamas. Namun, pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah, mengatakan mereka tidak akan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel kecuali jika Israel terprovokasi atau Hamas berada di ambang kekalahan.
Namun demikian, IDF telah memutuskan bahwa mereka tidak dapat menerima ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah dan telah mengembangkan rencana untuk menyerang Lebanon selatan untuk mendorong kelompok militan tersebut ke utara hingga Sungai Litani, menurut The Times.
Israel khawatir Hizbullah berpotensi melancarkan serangan seperti 7 Oktober di utara Israel, menurut seorang perwira senior IDF yang berbicara dengan The Times. Oleh karena itu, doktrin Israel adalah “membawa perang ke pihak lain,” katanya sebagaimana dilansir RT.