TRAGEDI Bintaro terjadi pada Senin 19 Oktober 1987. Pada peristiwa berdarah itu, 2 kereta api yakni kereta api ekonomi patas KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak dan kereta api ekonomi cepat KA 225 jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang saling bertabrakan. Akibatnya, sebanyak 139 penumpang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Kala itu memang rel kereta api dari Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Rangkasbitung masih satu jalur, sehingga membuat kereta api harus bergantian melintasinya.
Kecelakaan hebat kerap terjadi di sekitar tersebut yang jaraknya hanya sekira 200 meter dari lokasi pintu perlintasan. Kejadian kecelakaan di lintasan kereta ini kerap terjadi, baik itu antara kereta dengan kereta, kereta dengan pengendara yang menerobos palang pintu, maupun kereta dengan pejalan kaki.

Stasiun Sudimara dan Sejarah Kelam Tragedi Bintaro 1987
Sontak, cerita mistis pun bermunculan di kalangan masyarakat sekitar. Salah seorang warga RT 07 RW 02 Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Endang menceritakan bila lokasi pintu perlintasan kereta ini memang terkenal angker dan rawan. Bukan hanya karena kelalaian pengendara, tetapi juga ada pengaruh gaib. Anda boleh percaya atau tidak.
"Banyak kendaraan yang tahu-tahu berhenti di tengah perlintasan rel kereta dan tak bisa bergerak terus ketabrak kereta," ucapnya beberapa tahun lalu.
Makhluk gaib yang ada di lokasi perlintasan, tutur Endang, sudah diketahui warga sejak zaman dulu. Biasanya wujudnya itu menyerupai tiga perempuan cantik.
"Kalau di sini sudah tahu semua. Kalau orang tua dulu bilang ada tiga perempuan (gaib) berwujud cantik, dari yang bisa dibilang penghuni atau penguasa," ujarnya.
BACA JUGA:
Warga di sini memang jarang melihat wujudnya, tetapi warga daerah lain sering ditampakkan oleh makhluk tersebut. Biasanya, sambung Endang, perempuan itu nongkrong tepat di perlintasan kereta.
"Ya, biasanya mereka nongkrong di pintu perlintasan. Kalau sudah gitu mau cari mangsa itu," ucapnya.
Bapak dari empat anak ini mengatakan, memang wujud perempuan itu tidak tampak menyeramkan, menyerupai perempuan biasa dengan pakaian warga biasa dan berwajah cantik.
"Ya wujudnya cantik. Biasa saja kayak perempuan biasa pakaiannya," tuturnya.
Mereka menampakkan diri biasanya di siang hari dan bukan di malam hari, dan daerah kekuasaannya itu meliputi pintu perlintasan Pondok Betung hingga pintu perlintasan Polsek Pesanggrahan.