JAKARTA - Indonesia tengah mengalami bonus demografi, hal ini ternyata berdampak signifikan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan bagi para lulusan baru. Bahkan momen setelah lulus kuliah maupun SLTA sederajat menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan sebagian besar orang.
Menanggapi fenomena tersebut, Caleg DPRD DKI Jakarta Dapil 4, Berman Nainggolan, SH., MH berinisiatif untuk memberikan solusi kepada para muda-mudi yang ingin segera berkarir di dalam negeri. Program tersebut telah berjalan selama hampir empat tahun. Hingga saat ini sudah terdapat 500 pemuda yang ditempatkan di berbagai perusahaan Jepang di Indonesia.
“Tahun 2020 saya berkonsultasi dengan beberapa perusahaan Jepang, kebetulan saya juga konsultan hukum di beberapa perusahaan Jepang di Indonesia. 500 pemuda pemudi yang sudah saya tempatkan di beberapa perusahan Jepang yang ada di Indonesia, mengatasnamakan DPD Partai Perindo Jakarta Timur,” kata Berman dalam Podcast Aksi Nyata di kanal Youtube Partai Perindo, Kamis (25/1/2024).
Berman juga menyatakan bahwa program tersebut bisa diikuti siapapun dan tidak dipungut biaya alias gratis. Selain itu, program tersebut juga mendukung para pemuda yang ingin berkarir di luar negeri salah satunya Jepang.
Untuk mengirimkan tenaga kerja Indonesia agar bisa berkarir di Jepang merupakan sebuah tantangan. Pasalnya terdapat berbagai kriteria yang harus dipenuhi, seperti kemampuan berbahasa Jepang, paling tidak tingkat dasar.
Oleh karenanya, Berman turut membangun Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Hal ini bertujuan untuk membantu memenuhi segala pelatihan dasar yang diperlukan para pemuda yang ingin mengikuti program bekerja ke Jepang itu.
“Namun saat ini saya membantu dengan cara membuka Lembaga Pelatihan Kerja khusus untuk yang ke Jepang. Di situ kami rekrut dan siapkan mesnya, pelajarannya juga disiapkan, tentu biayanya juga sudah saya siapkan semua.” tuturnya.
Berman mengungkap bahwa saat ini sudah ada 25 orang yang sudah berangkat ke Jepang dan sudah berjalan satu tahun. Mereka telah melalui training dan tinggal di asrama selama tiga bulan. Selama di asrama pun mereka dilatih untuk mandiri dan disiplin agar ketika sudah bekerja di luar negeri sudah terbiasa untuk menanamkan kedisiplinan.
“Sebelum berangkat ke Jepang atau keluar negeri ini, kami training bahasa Jepang itu minimal 3 bulan dan itu tidak bisa pulang ke rumahnya, harus tinggal di asrama,” jelas Berman.
“Mereka sudah kami latih seperti ABRI, jam 4-5 pagi sudah banguh, jam 7 sudah belajar bahasa Jepang dan budaya Jepang hingga selesai jam 5 sore. Lalu jam 5 sore hingga 7 malam, mereka istirahat. Setelah itu, jam 8 sudah harus mengerjakan tugasnya,” sambungnya.
(Awaludin)