Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Korut yang Bekerja di China Dieksploitasi Seperti Budak

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 08 Februari 2024 |14:10 WIB
Warga Korut yang Bekerja di China Dieksploitasi Seperti Budak
Warga Korut yang bekerja di China dieksploitasi seperti budak (Foto: Handout/The Guardian)
A
A
A

CHINA – Pada bulan lalu, muncul laporan bahwa warga Korea Utara (Korut) yang bekerja di China atau Tiongkok telah melakukan kerusuhan, setelah mengetahui bahwa mereka tidak akan dibayar. Selain itu, gaji mereka malah digunakan untuk membuat senjata untuk Pyongyang.

Seperti diketahui, protes warga Korea Utara hampir tidak pernah terjadi, karena negara tersebut hampir melakukan kontrol penuh atas warga negaranya, dan perbedaan pendapat publik dapat mengakibatkan eksekusi.

Kerusuhan yang dilaporkan, meskipun belum dikonfirmasi, telah memicu kekhawatiran terhadap kesejahteraan puluhan ribu warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri. Uang hasil bekerja ini diduga digunakan untuk rezim yang berkuasa.

BBC telah berbicara dengan seorang mantan pekerja Korea Utara di Tiongkok yang menyatakan bahwa upah mereka yang bekerja di beberapa perusahaan berkinerja buruk tidak dibayar.

BBC juga melihat korespondensi dari seseorang yang mengaku sebagai pekerja IT, yang menyatakan bahwa mereka dieksploitasi seperti budak.

Menurut mantan diplomat Korea Utara Ko Young Hwan yang memiliki sumber di wilayah tersebut, yang menyampaikan berita tersebut kepada media bulan lalu, kerusuhan terjadi di beberapa pabrik pakaian milik Korea Utara di timur laut Tiongkok pada 11 Januari lalu.

Hwan yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 1990an, mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar para pekerja meledak ketika mereka mengetahui bahwa gaji mereka yang belum dibayarkan selama bertahun-tahun telah ditransfer ke dana persiapan perang di Pyongyang.

“Mereka melakukan kekerasan dan mulai merusak mesin jahit dan peralatan dapur,” terangnya.

“Beberapa bahkan mengunci pejabat Korea Utara di sebuah ruangan dan menyerang mereka,” lanjutnya.

BBC tidak dapat memverifikasi keterangan Mr Ko mengenai protes ini, karena tidak tersedia informasi yang dapat diverifikasi secara independen. Korea Utara tidak hanya sangat tertutup, namun pabrik-pabriknya di Tiongkok juga dijaga ketat.

Diperkirakan 100.000 warga Korea Utara ditempatkan di luar negeri, sebagian besar di pabrik dan lokasi konstruksi di timur laut Tiongkok, yang dioperasikan oleh pemerintah Korea Utara, di mana mereka mendapatkan mata uang asing yang berharga untuk rezim yang terkena sanksi tersebut. Diperkirakan mereka menghasilkan USD740 juta antara 2017 dan 2023.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement