COGAT Israel, tidak secara spesifik menanggapi pertanyaan Reuters tentang kematian anak-anak akibat kelaparan dan dehidrasi. Israel dilaporkan tidak membatasi jumlah bantuan yang bisa masuk.
Setelah peninjauan IPC, juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy memposting di X bahwa jumlah truk makanan telah meningkat pada bulan Maret dan bahwa Israel mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upaya pengiriman” ke utara.
“Itu penilaian yang buruk, berdasarkan gambar yang sudah ketinggalan zaman,” katanya tentang ulasan tersebut.
Gedung Putih merujuk pada komentar Reuters dari penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, yang mengatakan tanggung jawab untuk mengatasi kelaparan yang akan datang pertama dan terutama dimulai dari Israel.
Kepala USAID Samantha Power mengatakan penilaian IPC menandai tonggak sejarah yang mengerikan dan meminta Israel untuk membuka lebih banyak jalur darat.
Menanggapi pertanyaan Reuters mengenai laporan IPC, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan Perdana Menteri (PM) Israel Binyamin Neaenyahu menentang dunia dan melakukan pembunuhan terhadap rakyat Palestina di Gaza dengan bom dan kelaparan.
Badan-badan bantuan PBB mengatakan “hambatan besar” untuk menyalurkan bantuan ke utara Gaza hanya akan diatasi dengan gencatan senjata dan pembukaan perbatasan yang ditutup oleh Israel setelah 7 Oktober.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan pada Jumat (15/3/2024) bahwa hampir 1 dari 3 anak di bawah dua tahun di Gaza utara menderita kekurangan gizi akut, dua kali lebih banyak dibandingkan pada bulan Januari.
Di tempat penampungan dan pusat kesehatan yang dikunjungi oleh UNICEF dan mitranya, 4,5% anak-anak mengalami wasting (kekurangan gizi) yang parah, yang merupakan bentuk malnutrisi yang paling mengancam jiwa, katanya.
“Kecuali pertempuran berhenti dan lembaga-lembaga bantuan mempunyai akses penuh ke seluruh Gaza, maka ratusan bahkan ribuan anak-anak akan mati kelaparan,” kata Direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell pada Selasa (20/3/2024) dalam pernyataan bersama dengan Program Pangan Dunia (WFP).
Laporan IPC mengatakan jika Israel melanjutkan serangan yang dijanjikan di Rafah, 1,1 juta orang di Gaza, atau setengah dari jumlah penduduk Gaza, diperkirakan akan menghadapi kekurangan makanan yang ekstrim, yang mengakibatkan kelaparan dan kematian di rumah tangga.
Human Rights Watch mengatakan pada akhir Februari bahwa Israel menghalangi penyediaan layanan dasar serta masuknya dan distribusi bahan bakar dan bantuan penyelamatan nyawa di Gaza. Dilaporkan bahwa ini adalah “hukuman kolektif,” yang dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.
(Susi Susanti)